BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Budaya
Dasar adalah mata kuliah dasar umum yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa di
seluruh perguruan tinggi, yaitu baik di perguruan tinggi negeri maupun di
perguruan tinggi swasta. Dan pastinya mempunyai tujuan, tujuannya yaitu untuk
mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan juga apresiasi terhadap
lingkungan budaya. Dan hal ini sangatlah penting karena disebabkan oleh dua hal
yaitu :
1. Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema inti atas
dasar permasalahan manusia yang sedang dialami maupun sedang dihadapi. Seperti
tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang
meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup,
tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan juga harapan.
2. Pada zaman sekarang terdapat banyak sekali macam kecenderungan
bahwa Ilmuwan sering sekali mengabaikan masalah sikapnya dan juga perilaku
moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Sehingga yang ada dalam pikiran
Ilmuwan hanyalah mengguak tabir aspek ontologis saja dan juga epistemologisnya
saja demi tercapainnya kelezatan hidup materialnya. Dan dalam menerapkan
ilmu-ilmunya Ilmuwan sering sekali mengabaikan unsur manusiawinya, dan
kadang-kadang Ilmuwan juga kurang berbudaya, dan juga tidak halus. Padahal,
pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah sebuah pembangunan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa rumusan
masalah yang berkaitan dengan Latar Belakang dan Ruang Lingkup Ilmu Budaya
Dasar yaitu sebagai berikut :
·
Apa pengertian dari Ilmu Budaya Dasar ?
·
Apa latar belakang adanya Ilmu Budaya Dasar ?
· Apa saja ruang
lingkup Ilmu Budaya Dasar ?
· Apa hubungan
Ilmu Budaya Dasar dengan ilmu eksak ?
·
Apa fungsi Ilmu Budaya Dasar ?
Untuk menjawab beberapa
rumusan masalah di atas, berikut penjelasannya terdapat di dalam Bab II.
C. TUJUAN
PENULISAN
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran,
dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Dan juga untuk mejelaskan pentingnya
Ilmu Budaya Dasar sebagai fondasi membangun moral mahasiswa. Agar tercipta
manusia dengan kepedulian tinggi terhadap sesamanya. Dan mengenalkan ilmu
budaya dasar serta hubungannya dengan ilmu eksak. Bahwa kedua ilmu ini adalah
memiliki keterikatan satu sama lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ILMU
BUDAYA DASAR
Secara
sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar, dan juga beberapa pengertian umum terhadap konsep-konsep
yang telah dikembangkan untuk dapat mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
Istilah llmu
Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities, yang berasal dari istilah Bahasa Inggris yaitu "The
Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri yang berasal dari
bahasa Latin yaitu Humanus, yang berarti diartikan sebagai manusia, berbudaya
dan halus. Dengan mempelajari the Humanities diharapkan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan juga lebih halus. Dengan demikian
bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan nilai-nilai, yaitu nilai
manusia sebagai Homo Humanus atau manusia berbudaya. Supaya manusia bisa
menjadi Humanus, mereka harus mempelajari ilmu, yaitu ilmu the Humanities
disamping tidak juga meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia
itu sendiri.
Untuk
mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar itu termasuk kelompok pengetahuan budaya,
lebih dahulu perlunya diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu :
·
Ilmu-ilmu
Alamiah (Natural Science)
Ilmu-ilmu
alamiah bertujuan untuk mengetahui tentang keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta. Untuk
mengkaji hal itu harus menggunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu
dibuatlah analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100
% benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain
ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan juga mekanika.
·
Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)
Ilmu-ilmu sosial
bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan
antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman
dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100 % benar,
hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar
manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok
ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
·
Pengetahuan budaya (The Humanities)
Pengetahuan
budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian
diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan peryatan-peryataan itu pada umumnya
terdapat pada tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan
metode ilmiah, hanya mungkin ada sedikit pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya
(The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin)
seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai
bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang
Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal
dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran
dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya
dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris
disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris
disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah
nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu
budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan budaya.
B. LATAR BELAKANG
ILMU BUDAYA DASAR
Latar belakang
Ilmu Budaya Dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan
mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan
pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan tersebut merupakan
kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van
Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang
administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha
mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita.
Sampai sekarang,
system pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli
yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu
seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak
tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan
sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka
diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang
sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya.
Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan sarjana yang tidak asing
dengan kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan
juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk
tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan sarjana,
yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan masyarakat.
Latar belakang
diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan
program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan
sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang
mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
1.
Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan
analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki
kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang
dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya.
2.
Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam
bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga
ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
3.
Kemampuan personal yang merupakan kemampuan
kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang
mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai
keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas
dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.
Adapun latar
belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :
1.
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai
aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial,
kesukuan dan kedaerahan.
2.
Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat
yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota
masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas
social, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok
masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar
anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu
membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.
3.
Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan
transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku
maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan
asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga
penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah
perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata
nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.
C. RUANG LINGKUP
ILMU BUDAYA DASAR
Berdasarkan
dari definisi mengenai IBD yang telah dijalaskan dalam bagian sebelumnya,
terdapat beberapa aspek yang terkandung di dalamnya aspek-aspek tersebut adalah
:
1
Aspek kehidupan yang intinya menangani dan
mengungkapkan masalah kemanusiaan serta kebudayan, dengan cara pendekatan
pengetahuan budaya (The Humanities), dari berbagai macam segi disiplin ilmu
kebudayaan atau keahlian serta maupun ilmu-ilmu gabungan.
2
Hakekat manusia yang satu (universal), namun banyak
perbedaan- perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman
tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses
adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana terwujud dalam
berbagai bentuk ekspresi seperti ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku,
dan hasil kelakuan mereka.
Melihat dari
kedua masalah diatas, keduanya merupakan inti masalah pokok yang akan dibahas
dalam mata kuliah IBD. Pengkajian manusia menjadi objek utama dalam mata kuliah
ini. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia,
dirinya sendiri, nilai-nilai moral, dan juga bagaimana pula hubungan manusia
dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan
adalah :
·
Manusia dan cinta
kasih
·
Manusia dan keindahan
·
Manusia dan penderitaan
·
Manusia dan keadilan
·
Manusia dan pandangan hidup
·
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
·
Manusia dan kegelisahan
·
Manusia dan harapan
Kedelapan pokok
bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya.
Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian,
musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan
dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara
sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut. Pokok bahasan
manusia dan cinta kasih misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni
sastra, atau filsafat atau seni tari dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan
manusia dan cinta kasih juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya
seni sastra, karya seni tari, atau filsafat dan sebagainya.
Bertitik tolak
dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang bisa
dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :
1.
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan
ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (The Humanitie), baik dari segi masing-masing keahlian
(disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang)
berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.
Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi
yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan
tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya,
manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman
yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya
dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku,
dan kelakuan mereka.
Memilik masalah
pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas,
Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian.
Bagaimana hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri,
nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi
sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
1.
Tim IBD dari Konsorsium sudah
berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut secara fleksibel. Pada
tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema atau topik
:
> Manusia
dan pandangan hidup
> Manusia
dan tanggung jawab
> Manusia
dan cinta kasih
> Manusia
dan derita (penderitaan)
> Manusia
dan harapan
> Manusia
dan ketulusan
> Manusia
dan pengabdian
> Manusia
dan keadilan
2.
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi
masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic, yang disusun sesuai dengan
“Lingkungan Hidup Manusia” :
> Kelahiran
>
Kebahagiaan dan humor
> Cinta
kasih dan keterbukaan
> Kedirian
manusia dan perkelaminan
> Pengeluaran,
pemanfaatan, dan penaklukan alam
> Keindahan
dan khayalan
> Kekuatan
dan kehormatan
> Kedakuan,
pemberontakan, dan perbudakan
>
Penderitaan
> Keadilan
dan hak
> Kebebasan
> Kebijakan
dan pandangan hidup
> Kerinduan
Ilahi
> Iman dan
kesucian
> Kematian
3.
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD
menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik yaitu :
> Keadilan
> Tanggung
jawab
> Cinta
kasih
> Pengabdian
> Harapan
>
Kegelisahan
>
Penderitaan
4.
Dan pada tahun 1980 Tim IBD
merumuskan menjadi 8 topik :
> Pandangan
hidup
> Keindahan
> Cinta
kasih
> Tanggung
jawab dan pengabdian
> Keadilan
> Kegelisahan
>
Penderitaan
> Harapan
5.
Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium
menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:
· Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah budaya.
· Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang
tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan.
Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan
ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai makhluk Budaya. Tema ini akan
dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan, dan sub pokok
bahasan, yaitu :
1.
Manusia dan cinta kasih
> Cinta antara pria dan wanita
> Kekeluargaan
> Persaudaraan
2.
Manusia dan keindahan
>
Kontemplasi
> Ekstasi
3.
Manusia dan penderitaan
> Nasib
buruk
> Penyesalan
> Kehilangan
yang dicintai
4.
Manusia dan keadilan
> Rasa
keadilan
> Perlakuan
yang adil
5.
Manusia dan pandangan hidup
> Cita-cita
> Kebajikan
6.
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
> Kesadaran
> Kewajiban
>
Pengorbanan
7.
Manusia dan kegelisahan
>
Keterasingan
> Kesepian
>
Ketidakpastian
8.
Manusia dan
harapan
>
Kepercayaan diri
> Gairah mengatasi
kesulitan
Dari
pengembangan masalah-masalah tersebut di atas tampak sekali bahwa orientasi
dalam Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan
kebudayannya.
Kedelapan pokok
bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya termasuk
dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).
Dan sebagaimana
dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu Budaya Dasar,
bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-sendiri
maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih,
misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan,
patung dan lain sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu
poko bahasan mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan
karya-karya tersebut.
Dengan
penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan
dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang
didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu
agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan.
Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan pengalaman
mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi tempat
belajar daerah setempat.
D. HUBUNGAN ILMU
BUDAYA DASAR DENGAN ILMU EKSAK
1.
Hubungan IBD dengan Ilmu Teknik
Sesuai dengan
pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan
budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu
teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan,
jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan
sebagainya.
Hal itu dapat
kita perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan-bangunan, seperti rumah,
bangunan jembatan, motor, robot dan lain sebagainya.
2. Hubungan IBD
dengan Ilmu Pertanian
Sesuai dengan
pendapat dalam uraian di atas, yaitu hubungan IBD dengan ilmu-ilmu teknologi,
maka hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian sama juga.
Hasil kesadaran
budi manusia berkaitan erat dengan ilmu-ilmu pertanian. Hal itu terjadi sejak
masyarakat kita bersifat agraris.
Sekarang, dalam
masa modern ini hasil budi kita juga mengacu arah kemajuan. Karena itulah, maka
IBD berusaha mengikuti perkembangan dan mengaitkan dengan ilmu-ilmu pertanian
modern, antara lain: berperhatian pada tanah sebagai fokusnya, pada
tanam-tanamannya, pada hama dan penyakitnya dan berperhatian kepada
perekonomiannya dan seterusnya.
3.
Hubungan IBD dengan tanah sebagai fokusnya
Konsep IBD
merupakan pengejawantahan manusia yang berbudi, sadar untuk berperhatian langsung
kepada tanah sebagai focus sasarannya. Manusia itu bergabung dengan manusia
lain dan akhirnya akan berkelompok. Mereka mempunyai tujuan yang sama untuk
mencapai cita-citanya dan mereka itulah yang kita sebut masyarakat. Dalam
masyarakat itulah biasanya mereka membuat peraturan-peraturan bersama dan
peraturan itu ditiadakan, kemudian peraturan itu diturunkan kepada anak
keturunannya.
Mengenai
hubungan manusia dengan tanah dalam alam modern ini sering timbul pertentangan
karena adat masyarakat itu. Masyarakat mempertahankan berlakunya adat yang
dipatuhi, sedang masyarakat modern menginginkan ketidak patuhannya demi ide
yang diliputi akal budi yang sadar. Untuk kepentingan itu akal budi manusia
selalu berusaha agar dapat memperbolehkan tanahnya diolah dan diubah untuk
meningkatkan produksi, serta mengubah tanahnya yang kurang subur itu menjadi
tanah yang subur serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Begitu pula
mengenai penggunaan alat-alat modern dalam pertanian, waktu pengolahan dan
waktu bertanam. Biasanya usaha itu oleh adat dianngap tabu. Disinilah peranan
ilmu budaya untuk mengatasi kesulitan sampai mencapai tujuan.
4. Hubungan IBD
dengan tanam-tanaman sebagai fokusnya
Sesuai dengann sub
pokok bahasan mengenai tanam-tanaman pun sering menjadi masalah yang rumit
untuk di atasi. Hal itu terasa sekali ketika kita akan mengubah tanaman pada
jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB. Begitu pula bagaimana cara kita
menjelaskan kepada masyarakat untuk dapat izin menanam jenis tanaman tertentu
dicampur dengan tanaman yang lain yang berguna, tetapi tidak merugikan tanaman
yang pokok. Jelas tidak benar, jika para budayawan akan mencapai tujuannya itu
dengan cara melawan adat.
Di sinilah para
budayawan pertanian berperan sekali untuk mengajak masyarakat berpartisipasi
dalam pengembangan di sector pertanian. Untuk meningkatkan pengembangan itu
para ahli yang berbudaya yang cocok dengan tanah kita.
5. Hubungan IBD
dengan hama dan penyakit sebagai fokusnya
Sering
masyarakat menuduh dengan mudah atau melemparakan kesalahan kepada para ahli
berkenaan dengan munculnya hama penyakit tanam-tanaman yang melandanya.
Pendapatnya, datangnya hama penyakit disebabkan dewa/roh yang berkuasa
menghukunya. Orang harus sadar, bahwa roh yang marah itu harus segera diberi
upeti dan segera sang dewa itu mau menghilangkan penyakit yang menimpanya. Jika
para ahli menjelaskan adanya penyakit itu maka mereka menolaknya. Dalam hal ini
masyarakat kurang mudah memahami apa yang dimaksud pembaharuan dan pembangunan
berdasarkan penalaran yang sakit untuk memberantasnya.
Di sini pula
para ahli yang berbudaya dituntut untuk segera bisa mengatasi
kesukaran-kesukaran yang berhubungan dengan pembangunan di sector pertanian
dengan perwujudan dapat memberantas hama tikus, wereng, dan sebagainya.
Anggapannya, perwujudan yang nyata itu akan dengan segera diterima oleh
masyarakat. Karena itu obat hasil penelitiannya yang manjur dan ampuh tersebut
yang diharapkan oleh mereka. Masalah ini justru yang menjadi tantangan bagi
para masyarakat ilmiah.
6.
Hubugan IBD dengan perekonomian
sebagai fokusnya
Memperhatikan
masalah ekonomi, mengolah orang cenderung berfikir tentang usaha, mengolah dan
memasarkannya. Dengan ekonomi itu orang akan dengan mudah memperhatikan gerak
masyarakat dalam pembangunan ini. Dengan melalui perekonomian manusia budaya
akan selalu berusaha, bagaimana hasil sector pertanian itu dapat dikembangkan
dengan leluasa, baik versifat nasional maupun bersifat internasional.
7. Hubungan IBD
dengan ilmu kedokteran
Sejak dengan
ilmu-ilmu kedokteran yang sifatnya lebih kearah manusia, maka sudah jelas
kiranya, bahwa pengetahuan budaya yang berkaitan dengan hasil kesadaran manusia
akan parallel dengan ilmu-ilmu kedokteran.
Segala
penalaran dokter sebagai manusia akan sama dengan penalaran budi manusia. Ilmu
kedokteran yang selalu memikirkan jasmani dan rohani manusia akan selalu
dituntut oleh keadaan lingkungan masyarakat. Salah piker dari seorang dokter
berarti akan bertentangan dengan hati nurani manusia yang melekat dalam pribadi
sang dokter. Sebaliknya kesuksesan dokter akan selalu menjunjung tinggi dan
mengangkat nama harumnya, karena segala kesuksesan itu tentu dilandasi oleh
budi/ pikiran manusia secara sadar. Justru karena itulah, Fakultas kedokteran
akan selalu parallel dan tidak akan sumbang dengan penalaran manusia yang
kreatif dan bermoral tinggi.
Hal itu dapat
diperhatikan dari contoh-contoh kehidupan sang dokter. Mereka tidak akan pilih
kasih menghadapi pasiennya, apakah si pasien itu kaya atau miskin. Bagi dokter
yang penuh dedikasi baik ia akan menghadapi pasiennya sama saja. Sang dokter
akan puas sekali, jika ia mampu menyembuhkan paisennya yang mungkin sekali ia sudah
tak akan tertolong, menurut perhitungan ilmiah.
Dalam kehidupan
sehari-hari sang dokter akan merasa diuji oleh janji dokternya, Ia diuji
agar sang dokter mau memberi suntikan yang mematikan terhadap seseorang. Disini
sang dokter dengan kebudayaan yang tinggi dan perasaaan yang penuh cinta kasih
harus memberi jawaban/ tindakan yang sesuai dengan penalaran yang baik.
Dengan demikian
hubungan IBD dengan dokter sebagai pribadi akan mampu memberi jawaban dengan
menyadarkan ketidak puasannyadalam kehidupan bermasyrakat.
Jadi IBD
merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa yang untuk
dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu
lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.
Gerak manusia
budaya dalam masyarakat selalu menarik hubungan penalaran manusia terhadap
ilmu-ilmu tertentu. Inilah sebabnya IBD sebagai ilmu akan selalu berkaitan
dengan ilmu-ilmu yang lain, baik antar ilmu-ilmu humaniora dengan ilmu-ilmu
social atau ilmu-ilmu eksak. Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu teknik
dapat dilihat pada karya manusia yang berbudi sadar seperti :
bangunan-bangunan, baik bangunan yang sederhana maupun bangunan raksasa,
misalnya jembatan yang sederhana yang biasa orang menyebut titian sampai dengan
jembatan panjang sekali: bangunan rumah dapat kita perhatikan bangunan rumah
sederhana sampai dengan bentuk ukiran bangunan yang berujud alat-alat
elektronik yang sangat sederhana sampai alat-alat elektronik yang maju sekali.
Hubungan il;mu
budaya dasar dengan ilmu-ilmu pertanian dalam hal ini hubungan IBD dengan
ilmu-ilmu pertanian dapat terlihat pada penalaran manusia terhadap tanah,
terhadap tanam-tanaman, terhadap hama penyakit, terhadap bio kimia untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang berhubungan demngan sector pertanian.
Selanjutnya penalaran manusia terhadap perekonomian pertanian pun menjadi
masalah yang tak luput dari pemikiran ilmu budaya dasar.
Hubungan ilmu
budaya dasar dengan ilmu-ilmu kedokteran tampak jelas, sebab ilmu kedokteran
itu sendiri berada atau merupakan ilmu-ilmu yang secara langsung berkaitan
dengan manusia sebagai sasarannya. Di sinilah ilmu kedokteran itu berperan
sekali dalam kehidupan manusia. Jadi, budi manusia yang luhur harus dapat
menguasai atau menyelubungi segala tindak tanduk sang dokter.
E. MANFAAT ILMU
BUDAYA DASAR
Di zaman yang
serba modern ini, pastinya masih saja ada banyak orang yang belum mengerti apa
itu ilmu budaya dasar dan apa gunanya mempelajari ilmu budaya dasar. Untuk itu kita perlu mengetahui arti dari ilmu
budaya dasar. Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang
dasar-dasar dari suatu kebudayaan.
Pada perkuliahan jurusan ekonomi juga dapat mengartikan Ilmu budaya
dasar merupakan ilmu sosial yang
mempelajari aktivitas manusia tentang dasar-dasar dari suatu
kebudayaan yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Secara umum
pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan
berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani dan memenuhi kebutuhan hidup baik yang
bersifat primer maupun sekunder.
Manfaat dari mempelajari ilmu budaya dasar itu
sendiri adalah :
1.
Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang
lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja.
2.
Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup.
3.
Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami
jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia.
4.
Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih
mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta
perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.
5.
mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan
ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur
kita yang luhur nilainya.
6.
sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam
disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai
disiplin ilmu yang kaku.
7.
Dapat menciptakan
sifat kebudayaan yang universal dan dinamis
8.
Dapat
mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita cintai
dengan melihat dari kesenian, bermacam-macam suku, adat istiadat, bahasa,
budaya daerah dan budaya nasional.
9.
Mampu
menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok.
10. Dapat mengenal lebih jauh tentang unsur-unsur
budaya seperti :
a.
Sistem Religi
b.
Sistem organisasi kemasyarakatan
c.
Ilmu Pengetahuan
d.
Bahasa dan kesenian
e.
Mata pencaharian hidup
f.
Peralatan dan teknologi
Dengan adanya manfaat tersebut, maka perubahan-perubahan
yang ada dimasyarakat dapat di antisipasi dengan baik. Manfaat-manfaat tersebut pula lah yang menjadikan kebudayaan
Indonesia berbeda dengan kebudayaan di Negara-Negara lain. Dengan adanya
budaya, hendaknya pola pikir manusia dalam bertindak dapat semakin maju dan
berkembang, namun dapat juga menyaring hal-hal negative yang masuk sehingga
tidak menjatuhkan nama baik Negara.
Hal ini lah
yang paling utama di jadikan sebagai tujuan mengapa ilmu budaya dasar wajib di
pelajari dan di terapkan, terutama bagi generasi-generasi muda agar tidak salah
dalam menyaring budaya-budaya yang masuk di suatu negara.
BAB 3
PENUTUP
F. KESIMPULAN
· Ilmu Budaya Dasar adalah suatu pengetahuan yang
menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai
bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.
· Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa
cipta, karsa dan rasa.
·
Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik
yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang
dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa
penjajahan dengan tujuan menghasilkan tenaga terampil dalam bidang
administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha
mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita. Padahal pendidikan itu
seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak
tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan
sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka
diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang
sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya.
· Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar terdiri dari:
1.
Manusia dan cinta kasih
2.
Manusia dan keindahan
3.
Manusia dan penderitaan
4.
Manusia dan keadilan
5.
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
6.
Manusia dan kegelisahan
7.
Manusia dan harapan
· Hubungan IBD dengan ilmu eksak. Sesuai dengan
pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan
budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu
teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan,
jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan
sebagainya. Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi
mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya
di samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.
· Ilmu budaya dasar wajib di pelajari dan di terapkan,
terutama bagi generasi-generasi muda agar tidak salah dalam menyaring
budaya-budaya yang masuk di suatu negara
G. SARAN
1.
Pentingnya perang pemerintah dan masyarakat dalam
melestarikan budaya sebagai warisan budaya.
2.
Perlunya pemerintah untuk menyediakan sarana dan
prasarana untuk mengenal,memahami dan mempelajari budaya-budaya ini.
3.
Pentingnya peran media masa dalam hal membantu promosi
budaya ini.
4.
Menggunakan
teknologi dan media massa untuk memperkenalkannya pada dunia.
5.
Masyarakat dan pemerintah harus memulai cinta produk
tanah air.
6.
Penyaringan budaya asing yang masuk harus lebih ketat
diawasi.
7.
Adanya pengenalan budaya dari usia dini di
sekolah-sekolah agar lebih dapat tertanam dibenak generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA