Sabtu, 20 Oktober 2012

Latar belakang mengapa mahasiswa S1 Psikologi perlu mempelajari Ilmu Budaya Dasar

Diposting oleh Sharia Vebiriana di 02.43 0 komentar





Latar Belakang Mengapa Mahasiswa S1 Psikologi Perlu Mempelajari Ilmu Budaya Dasar



 Menurut saya kenapa mahasiswa S1 diberikan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah disamping sebagai kegiatan penyempurnaan pembentukan sarjana, juga karena mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membahas tentang kebudayaaan, nilai-nilai, dan juga berbagai macam masalah yang akan dihadapi manusia didalam kehidupanya sehari-hari. Sehingga dapat dipastikan bahwa, mata kuliah Ilmu Budaya Dasar itu sangat penting dan juga bermanfaat untuk mahasiswa dalam hal, membantu mahasiswa agar lebih bisa mengenal tentang kebudayaan, dan juga bisa membantu mahasiswa dalam hal menyelesaikan masalah-masalah atau persoalan-persoalan yang ada di kehidupan perkuliahannya, apalagi dengan kondisi lingkungan negara Indonesia ini yang terdiri dari berbagai macam kebudayaan, dan juga suku bangsa yang beraneka ragam. Hal yang paling penting dengan adanya mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah diharapkannya mahasiswa bisa mempunyai kedudukan moral yang tinggi dan berbudaya halus, sehingga bisa menjadi seorang mahasiswa yang mepunyai kepedulian tinggi terhadap sesamanya. Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar juga membuat mahasiswa bisa mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan juga apresiasi terhadap lingkungan budayanya.




Yang Diharapkan Dari Belajarnya Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar


Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar, dan juga beberapa pengertian umum terhadap konsep-konsep yang telah dikembangkan untuk dapat mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Harapan saya dalam belajar mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah agar setelah mahasiswa mendapatkan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, mahasiswa dapat memperlihatkan minatnya dan juga kebiasaannya dalam hal menyelidiki apa yang terjadi disekitarnya dan di luar lingkungannya. Agar mahasiswa dapat sadar akan pola-pola nilai yang dianutnya, serta sadar bagaimana hubungan nilai-nilai ini dapat sesuai dengan cara hidupnya sehari-hari.




Kamis, 04 Oktober 2012

LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Diposting oleh Sharia Vebiriana di 22.48 0 komentar



BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG

Ilmu Budaya Dasar adalah mata kuliah dasar umum yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa di seluruh perguruan tinggi, yaitu baik di perguruan tinggi negeri maupun di perguruan tinggi swasta. Dan pastinya mempunyai tujuan, tujuannya yaitu untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan juga apresiasi terhadap lingkungan budaya. Dan hal ini sangatlah penting karena disebabkan oleh dua hal yaitu :

1.   Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema inti atas dasar permasalahan manusia yang sedang dialami maupun sedang dihadapi. Seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan juga harapan.

2.   Pada zaman sekarang terdapat banyak sekali macam kecenderungan bahwa Ilmuwan sering sekali mengabaikan masalah sikapnya dan juga perilaku moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Sehingga yang ada dalam pikiran Ilmuwan hanyalah mengguak tabir aspek ontologis saja dan juga epistemologisnya saja demi tercapainnya kelezatan hidup materialnya. Dan dalam menerapkan ilmu-ilmunya Ilmuwan sering sekali mengabaikan unsur manusiawinya, dan kadang-kadang Ilmuwan juga kurang berbudaya, dan juga tidak halus. Padahal, pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah sebuah pembangunan manusia.

B.  RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan Latar Belakang dan Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar yaitu sebagai berikut :

·         Apa pengertian dari Ilmu Budaya Dasar ?
·         Apa latar belakang adanya Ilmu Budaya Dasar ?
·         Apa saja ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar ?
·         Apa hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan ilmu eksak ?
·         Apa fungsi Ilmu Budaya Dasar ?

Untuk menjawab beberapa rumusan masalah di atas, berikut penjelasannya terdapat di dalam Bab II.

C. TUJUAN PENULISAN

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Dan juga untuk mejelaskan pentingnya Ilmu Budaya Dasar sebagai fondasi membangun moral mahasiswa. Agar tercipta manusia dengan kepedulian tinggi terhadap sesamanya. Dan mengenalkan ilmu budaya dasar serta hubungannya dengan ilmu eksak. Bahwa kedua ilmu ini adalah memiliki keterikatan satu sama lain.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar, dan juga beberapa pengertian umum terhadap konsep-konsep yang telah dikembangkan untuk dapat mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities, yang berasal dari istilah Bahasa Inggris yaitu "The Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri yang berasal dari bahasa Latin yaitu Humanus, yang berarti diartikan sebagai manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the Humanities diharapkan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan juga lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan nilai-nilai, yaitu nilai manusia sebagai Homo Humanus atau manusia berbudaya. Supaya manusia bisa menjadi Humanus, mereka harus mempelajari ilmu, yaitu ilmu the Humanities disamping tidak juga meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar itu termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlunya diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan itu sendiri. Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

·          Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)

Ilmu-ilmu alamiah bertujuan untuk mengetahui tentang keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu harus menggunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuatlah analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan juga mekanika.

·         Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)

Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.

·         Pengetahuan budaya (The Humanities)

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan peryatan-peryataan itu pada umumnya terdapat pada tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada sedikit pengaruh dari metode ilmiah.

Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

B.  LATAR BELAKANG ILMU BUDAYA DASAR 

Latar belakang Ilmu Budaya Dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan tersebut merupakan kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita. 

Sampai sekarang, system pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat serta gejolak perkembangan dan kebutuhannya, dan juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya. Sebagai ikhtisar untuk tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap pembentukan sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan masyarakat.

Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
       
1.    Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya.

2.    Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

3.    Kemampuan personal yang merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarkat Indonesia.

Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :

1.    Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.

2.    Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas social, yang diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok masyarakat. Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan berbangsa.

3.    Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing bukan hanya menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.

C. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Berdasarkan dari definisi mengenai IBD yang telah dijalaskan dalam bagian sebelumnya, terdapat beberapa aspek yang terkandung di dalamnya aspek-aspek tersebut adalah :

1      Aspek kehidupan yang intinya menangani dan mengungkapkan masalah kemanusiaan serta kebudayan, dengan cara pendekatan pengetahuan budaya (The Humanities), dari berbagai macam segi disiplin ilmu kebudayaan atau keahlian serta maupun ilmu-ilmu gabungan.

2      Hakekat manusia yang satu (universal), namun banyak perbedaan- perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Melihat dari kedua masalah diatas, keduanya merupakan inti masalah pokok yang akan dibahas dalam mata kuliah IBD. Pengkajian manusia menjadi objek utama dalam mata kuliah ini.  Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai moral, dan juga bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
·        Manusia dan cinta kasih             
·        Manusia dan keindahan
·        Manusia dan penderitaan
·        Manusia dan keadilan
·        Manusia dan pandangan hidup
·        Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
·        Manusia dan kegelisahan
·        Manusia dan harapan

Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut. Pokok bahasan manusia dan cinta kasih misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau filsafat atau seni tari dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta kasih juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya seni sastra, karya seni tari, atau filsafat dan sebagainya.

Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :

1.    Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanitie), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.

2.    Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.
Memilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

1.   Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema atau topik :

> Manusia dan pandangan hidup
> Manusia dan tanggung jawab
> Manusia dan cinta kasih
> Manusia dan derita (penderitaan)
> Manusia dan harapan
> Manusia dan ketulusan
> Manusia dan pengabdian
> Manusia dan keadilan

2.   Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic, yang disusun sesuai dengan “Lingkungan Hidup Manusia” :

> Kelahiran
> Kebahagiaan dan humor
> Cinta kasih dan keterbukaan
> Kedirian manusia dan perkelaminan
> Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan alam
> Keindahan dan khayalan
> Kekuatan dan kehormatan
> Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
> Penderitaan 
> Keadilan dan hak
> Kebebasan
> Kebijakan dan pandangan hidup
> Kerinduan Ilahi
> Iman dan kesucian
> Kematian

3.   Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik yaitu :

> Keadilan
> Tanggung jawab
> Cinta kasih
> Pengabdian
> Harapan
> Kegelisahan
> Penderitaan

4.   Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8 topik :

> Pandangan hidup
> Keindahan
> Cinta kasih
> Tanggung jawab dan pengabdian
> Keadilan
> Kegelisahan
> Penderitaan
> Harapan

5.   Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:

·     Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah budaya.

·     Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :


1.    Manusia dan cinta kasih

> Cinta antara pria dan wanita
> Kekeluargaan
> Persaudaraan

2.    Manusia dan keindahan

> Kontemplasi
> Ekstasi

3.    Manusia dan penderitaan

> Nasib buruk
> Penyesalan
> Kehilangan yang dicintai

4.    Manusia dan keadilan

> Rasa keadilan
> Perlakuan yang adil

5.    Manusia dan pandangan hidup

> Cita-cita
> Kebajikan

6.    Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian

> Kesadaran
> Kewajiban
> Pengorbanan

7.    Manusia dan kegelisahan

> Keterasingan
> Kesepian
> Ketidakpastian

8.    Manusia dan harapan       

> Kepercayaan diri 
> Gairah mengatasi kesulitan

Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas tampak sekali bahwa orientasi dalam Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.

Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).

Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih, misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan lain sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.

Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.

Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi tempat belajar daerah setempat.

D. HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN ILMU EKSAK

1.      Hubungan IBD dengan Ilmu Teknik

Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan sebagainya.

Hal itu dapat kita perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan-bangunan, seperti rumah, bangunan jembatan, motor, robot dan lain sebagainya.
 
2.   Hubungan IBD dengan Ilmu Pertanian

Sesuai dengan pendapat dalam uraian di atas, yaitu hubungan IBD dengan ilmu-ilmu teknologi, maka hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian sama juga.

Hasil kesadaran budi manusia berkaitan erat dengan ilmu-ilmu pertanian. Hal itu terjadi sejak masyarakat kita bersifat agraris.

Sekarang, dalam masa modern ini hasil budi kita juga mengacu arah kemajuan. Karena itulah, maka IBD berusaha mengikuti perkembangan dan mengaitkan dengan ilmu-ilmu pertanian modern, antara lain: berperhatian pada tanah sebagai fokusnya, pada tanam-tanamannya, pada hama dan penyakitnya dan berperhatian kepada perekonomiannya dan seterusnya.

3.      Hubungan IBD dengan tanah sebagai fokusnya 

Konsep IBD merupakan pengejawantahan manusia yang berbudi, sadar untuk berperhatian langsung kepada tanah sebagai focus sasarannya. Manusia itu bergabung dengan manusia lain dan akhirnya akan berkelompok. Mereka mempunyai tujuan yang sama untuk mencapai cita-citanya dan mereka itulah yang kita sebut masyarakat. Dalam masyarakat itulah biasanya mereka membuat peraturan-peraturan bersama dan peraturan itu ditiadakan, kemudian peraturan itu diturunkan kepada anak keturunannya.

Mengenai hubungan manusia dengan tanah dalam alam modern ini sering timbul pertentangan karena adat masyarakat itu. Masyarakat mempertahankan berlakunya adat yang dipatuhi, sedang masyarakat modern menginginkan ketidak patuhannya demi ide yang diliputi akal budi yang sadar. Untuk kepentingan itu akal budi manusia selalu berusaha agar dapat memperbolehkan tanahnya diolah dan diubah untuk meningkatkan produksi, serta mengubah tanahnya yang kurang subur itu menjadi tanah yang subur serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Begitu pula mengenai penggunaan alat-alat modern dalam pertanian, waktu pengolahan dan waktu bertanam. Biasanya usaha itu oleh adat dianngap tabu. Disinilah peranan ilmu budaya untuk mengatasi kesulitan sampai mencapai tujuan.

4.   Hubungan IBD dengan tanam-tanaman sebagai fokusnya

Sesuai dengann sub pokok bahasan mengenai tanam-tanaman pun sering menjadi masalah yang rumit untuk di atasi. Hal itu terasa sekali ketika kita akan mengubah tanaman pada jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB. Begitu pula bagaimana cara kita menjelaskan kepada masyarakat untuk dapat izin menanam jenis tanaman tertentu dicampur dengan tanaman yang lain yang berguna, tetapi tidak merugikan tanaman yang pokok. Jelas tidak benar, jika para budayawan akan mencapai tujuannya itu dengan cara melawan adat.

Di sinilah para budayawan pertanian berperan sekali untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan di sector pertanian. Untuk meningkatkan pengembangan itu para ahli yang berbudaya yang cocok dengan tanah kita.

5.   Hubungan IBD dengan hama dan penyakit sebagai fokusnya

Sering masyarakat menuduh dengan mudah atau melemparakan kesalahan kepada para ahli berkenaan dengan munculnya hama penyakit tanam-tanaman yang melandanya. Pendapatnya, datangnya hama penyakit disebabkan dewa/roh yang berkuasa menghukunya. Orang harus sadar, bahwa roh yang marah itu harus segera diberi upeti dan segera sang dewa itu mau menghilangkan penyakit yang menimpanya. Jika para ahli menjelaskan adanya penyakit itu maka mereka menolaknya. Dalam hal ini masyarakat kurang mudah memahami apa yang dimaksud pembaharuan dan pembangunan berdasarkan penalaran yang sakit untuk memberantasnya.

Di sini pula para ahli yang berbudaya dituntut untuk segera bisa mengatasi kesukaran-kesukaran yang berhubungan dengan pembangunan di sector pertanian dengan perwujudan dapat memberantas hama tikus, wereng, dan sebagainya. Anggapannya, perwujudan yang nyata itu akan dengan segera diterima oleh masyarakat. Karena itu obat hasil penelitiannya yang manjur dan ampuh tersebut yang diharapkan oleh mereka. Masalah ini justru yang menjadi tantangan bagi para masyarakat ilmiah.

6.   Hubugan IBD dengan perekonomian sebagai fokusnya

Memperhatikan masalah ekonomi, mengolah orang cenderung berfikir tentang usaha, mengolah dan memasarkannya. Dengan ekonomi itu orang akan dengan mudah memperhatikan gerak masyarakat dalam pembangunan ini. Dengan melalui perekonomian manusia budaya akan selalu berusaha, bagaimana hasil sector pertanian itu dapat dikembangkan dengan leluasa, baik versifat nasional maupun bersifat internasional.

7.  Hubungan IBD dengan ilmu kedokteran

Sejak dengan ilmu-ilmu kedokteran yang sifatnya lebih kearah manusia, maka sudah jelas kiranya, bahwa pengetahuan budaya yang berkaitan dengan hasil kesadaran manusia akan parallel dengan ilmu-ilmu kedokteran.

Segala penalaran dokter sebagai manusia akan sama dengan penalaran budi manusia. Ilmu kedokteran yang selalu memikirkan jasmani dan rohani manusia akan selalu dituntut oleh keadaan lingkungan masyarakat. Salah piker dari seorang dokter berarti akan bertentangan dengan hati nurani manusia yang melekat dalam pribadi sang dokter. Sebaliknya kesuksesan dokter akan selalu menjunjung tinggi dan mengangkat nama harumnya, karena segala kesuksesan itu tentu dilandasi oleh budi/ pikiran manusia secara sadar. Justru karena itulah, Fakultas kedokteran akan selalu parallel dan tidak akan sumbang dengan penalaran manusia yang kreatif dan bermoral tinggi.

Hal itu dapat diperhatikan dari contoh-contoh kehidupan sang dokter. Mereka tidak akan pilih kasih menghadapi pasiennya, apakah si pasien itu kaya atau miskin. Bagi dokter yang penuh dedikasi baik ia akan menghadapi pasiennya sama saja. Sang dokter akan puas sekali, jika ia mampu menyembuhkan paisennya yang mungkin sekali ia sudah tak akan tertolong, menurut perhitungan ilmiah.

Dalam kehidupan sehari-hari sang dokter akan merasa diuji oleh janji dokternya,  Ia diuji agar sang dokter mau memberi suntikan yang mematikan terhadap seseorang. Disini sang dokter dengan kebudayaan yang tinggi dan perasaaan yang penuh cinta kasih harus memberi jawaban/ tindakan yang sesuai dengan penalaran yang baik.

Dengan demikian hubungan IBD dengan dokter sebagai pribadi akan mampu memberi jawaban dengan menyadarkan ketidak puasannyadalam kehidupan bermasyrakat.

Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.

Gerak manusia budaya dalam masyarakat selalu menarik hubungan penalaran manusia terhadap ilmu-ilmu tertentu. Inilah sebabnya IBD sebagai ilmu akan selalu berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain, baik antar ilmu-ilmu humaniora dengan ilmu-ilmu social atau ilmu-ilmu eksak. Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu teknik dapat dilihat pada karya manusia yang berbudi sadar seperti : bangunan-bangunan, baik bangunan yang sederhana maupun bangunan raksasa, misalnya jembatan yang sederhana yang biasa orang menyebut titian sampai dengan jembatan panjang sekali: bangunan rumah dapat kita perhatikan bangunan rumah sederhana sampai dengan bentuk ukiran bangunan yang berujud alat-alat elektronik yang sangat sederhana sampai alat-alat elektronik yang maju sekali.

Hubungan il;mu budaya dasar dengan ilmu-ilmu pertanian dalam hal ini hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian dapat terlihat pada penalaran manusia terhadap tanah, terhadap tanam-tanaman, terhadap hama penyakit, terhadap bio kimia untuk mengatasi hambatan-hambatan yang berhubungan demngan sector pertanian. Selanjutnya penalaran manusia terhadap perekonomian pertanian pun menjadi masalah yang tak luput dari pemikiran ilmu budaya dasar.

Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu kedokteran tampak jelas, sebab ilmu kedokteran itu sendiri berada atau merupakan ilmu-ilmu yang secara langsung berkaitan dengan manusia sebagai sasarannya. Di sinilah ilmu kedokteran itu berperan sekali dalam kehidupan manusia. Jadi, budi manusia yang luhur harus dapat menguasai atau menyelubungi segala tindak tanduk sang dokter.

E.  MANFAAT ILMU BUDAYA DASAR

Di zaman yang serba modern ini, pastinya masih saja ada banyak orang yang belum mengerti apa itu ilmu budaya dasar dan apa gunanya mempelajari ilmu budaya dasar. Untuk itu kita perlu mengetahui arti dari ilmu budaya dasar. Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar dari suatu kebudayaan. 

Pada perkuliahan jurusan ekonomi juga dapat mengartikan Ilmu budaya dasar merupakan ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia tentang dasar-dasar dari suatu kebudayaan yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.

Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani dan memenuhi kebutuhan hidup baik yang bersifat primer maupun sekunder.

Manfaat dari mempelajari ilmu budaya dasar itu sendiri adalah :  

1.    Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja.

2.    Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup.

3.    Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia.

4.    Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.

5.    mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya.

6.    sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.

7.    Dapat menciptakan sifat kebudayaan yang universal dan dinamis

8.    Dapat mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita cintai dengan melihat dari kesenian, bermacam-macam suku, adat istiadat, bahasa, budaya daerah dan budaya nasional.

9.    Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok.

10. Dapat mengenal lebih jauh tentang unsur-unsur budaya seperti :

a.    Sistem Religi
b.   Sistem organisasi kemasyarakatan
c.   Ilmu Pengetahuan
d.   Bahasa dan kesenian
e.    Mata pencaharian hidup
f.    Peralatan dan teknologi

Dengan adanya manfaat tersebut, maka perubahan-perubahan yang ada dimasyarakat dapat di antisipasi dengan baik. Manfaat-manfaat tersebut pula lah yang menjadikan kebudayaan Indonesia berbeda dengan kebudayaan di Negara-Negara lain. Dengan adanya budaya, hendaknya pola pikir manusia dalam bertindak dapat semakin maju dan berkembang, namun dapat juga menyaring hal-hal negative yang masuk sehingga tidak menjatuhkan nama baik Negara. 

Hal ini lah yang paling utama di jadikan sebagai tujuan mengapa ilmu budaya dasar wajib di pelajari dan di terapkan, terutama bagi generasi-generasi muda agar tidak salah dalam menyaring budaya-budaya yang masuk di suatu negara.

BAB 3
PENUTUP

F.  KESIMPULAN

·       Ilmu Budaya Dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya.

·       Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.

·       Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan dengan tujuan menghasilkan tenaga terampil dalam bidang administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam mengeksploitasi kekayaan Negara kita. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan lain, dan juga dalam masalah budaya.

·       Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar terdiri dari:

1.    Manusia dan cinta kasih
2.    Manusia dan keindahan
3.    Manusia dan penderitaan
4.    Manusia dan keadilan
5.    Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
6.    Manusia dan kegelisahan
7.    Manusia dan harapan

·      Hubungan IBD dengan ilmu eksak. Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan sebagainya. Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.

·       Ilmu budaya dasar wajib di pelajari dan di terapkan, terutama bagi generasi-generasi muda agar tidak salah dalam menyaring budaya-budaya yang masuk di suatu negara

G. SARAN

1.    Pentingnya perang pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan budaya sebagai warisan budaya.
2.    Perlunya pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk mengenal,memahami dan mempelajari budaya-budaya ini.
3.    Pentingnya peran media masa dalam hal membantu promosi budaya ini.
4.     Menggunakan teknologi dan media massa untuk memperkenalkannya pada dunia.
5.    Masyarakat dan pemerintah harus memulai cinta produk tanah air.
6.    Penyaringan budaya asing yang masuk harus lebih ketat diawasi.
7.    Adanya pengenalan budaya dari usia dini di sekolah-sekolah agar lebih dapat tertanam dibenak generasi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA