Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)
Artificial Intelligence (AI) merupakan proses di mana
peralatan mekanik dapat melaksanakan
kejadian-kejadian dengan menggunakan pemikiran atau kecerdasan seperti manusia. Kecerdasan buatan didefinisikan sebagai
kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu intensitas buatan, sistem
seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan kedalam
suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan, seperti yang dapat
dilakukan manusia.
Beberapa macam bidang yang menggunakan
kecerdasan buatan, antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika
fuzzy, jaringan syaraf tiruan, dan robotika. banyak hal yang kelihatannya sulit
untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk informatika relatif tidak bermasalah.
Seperti contoh: mentransformasikan persamaan,
menyelesaikan persamaan integral, membuat permaianan catur atau Backgammon.
Kecerdasan buatan sering kerap diidentikkan
dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku seperti manusia. Kecerdasan
Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi
pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan,
dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan
sejumlah aturan.
Menurut H. A.
Simon (1987), kecerdasan buatan
merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan
pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia
adalah cerdas.
Menurut Rich & Knight (1991), kecerdasan buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang
bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan
lebih baik oleh manusia.
·
Pendekatan
Ilmiah ( A Scientific Approach)
Pendekatan dasar ilmiah timbul
sebelum invansi ke komputer, ini tidak sama dengan kasus mesin uap. Pendekatan
ilmiah melihat batas sementara dari komputer, dan dapat diatasi dengan perkembangan
teknologi lanjutan. Mereka tidak mengakibatkan
tingkatan pada konsep.
·
Pendekatan
Teknik ( An Engineering Approach)
Usaha untuk menghindari definisi
AI, tetapi ingin mengatasi atau memecahkan persoalan-persoalan dunia nyata (real world problem). Jadi, kesimpulannya AI merupakan proses di mana
peralatan mekanik dapat melaksanakan kejadian-kejadian dengan menggunakan
pemikiran atau kecerdasan seperti manusia.
Artificial Intelligence Dan Kognisi Manusia
Semua orang yang merangkai model proses
distribusi parallel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan
solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir. Setelah melalui
riset psikologi selama lebih dari 1 abad, terutama melalui riset psikologi
kognitif beberapa abad yang lalu. Apa yang telah kita pelajari tentang mesin
berpikir kita, yang disebut otak. Otak berbeda secara fundamental
dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin
AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Di bawah ini
ditampilkan rangkuman perbandingannya.
|
Komputer Berbasis Silikon (Jenis Von Neumann)
|
Otak Berbasis Karbon (Manusia)
|
Kecepatan
proses
|
Dalam
nanodetik
|
Dalam
milidetik sampai beberapa detik
|
Jenis
|
Rangkaian
prosesor (kebanyakan)
|
Prosesor
parallel (kebanyakan)
|
Kapasitas
Penyimpanan
|
Sangat
besar, untuk informasi berkode digital
|
Sangat
besar, untuk informasi visual dan linguistik
|
Kerjasama
|
Sangat
patuh
|
Cukup
kooperatif
|
Kemampuan
belajar
|
Sesuai
aturan yang ditetapkan
|
konseptual
|
Fitur
unggulan
|
Mampu
memproses data yang banyak dalam waktu yang singkat, efisian dalam biaya,
sudah teratur, mudah dirawat, dan bisa ditebak
|
Mampu
membuat penilaian, kesimpulan, dan penyamarataan dengan mudah. Pergerakannya;
memiliki bahasa, percakapan, vision dan emosi
|
Fitur
terburuk
|
Tidak
mampu belajar sendiri dengan cepat; memliki kesulitan dengan tugas kognitif
manusia yang rumit, seperti pemahaman bahasa dan produksi.
|
Memiliki
kapasitas penyimpanan dan pemrosesan informasi yang terbatas; pelupa dan
cukup mahal dalam pemenuhan permintaan makanan, tidur, suhu udara.
|
Beberapa
program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan
sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer
mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang
mendetil, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia.
Seperti yang ditampilkan dalam table
perbandingan komputer tipe Von Neumann dengan otak, jadi tidak aneh jika para
ilmuwan menghentikan pekerjaan mereka. Mereka bekerja dengan jenis mesin yang
salah. untuk membuat komputer lebih mirip otak baik dalam struktur maupun
prosesnya. Sistem jaringan neuron, model-model PDP, dan hubungannya telah
menggoda ilmuwan untuk menemukan prinsip komputerisasi yang memerintah jaringan
neuron pada sistem saraf manusia. Mereka melakukannya dengan cara yang tampak
sangat abstrak. Unit mewakili neuron, tetapi mengikuti tingkah laku neuron,
yaitu bahwa unit bisa dipasangkan dengan unit yang lain. Hubungan diantara
mereka bisa menguat atau melemah, lalu stabil dan seterusnya.
Sebuah konsep penting juga telah diajukan
mengenai jaringan neuron yang juga masih dipelajari, yaitu melalui sistem
seperti sinapsis (seperti infrastruktur otak) yang menghubungkan unit-unit,
yang dapat berubah seiring dengan pengalaman. Beberapa usaha telah berhasil.
Cara pandang baru mengenai kognisi manusia telah menimbulkan banyak antusiasme
diantara para pendukungnya.
Sejarah Kecerdasan Buatan
Berbagai litelatur mengenai kecerdasan buatan
menyebutkan bahwa ide mengenai kecerdasan buatan diawali pada awal abad 17
ketika Rene Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan
hanya mesin-mesin yang rumit. Kemudian Blaise Pascal yang menciptakan mesin
penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Selanjutnya pada abad 19, Charles
Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat
diprogram.
Perkembangan terus berlanjut, Bertrand
Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang
merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus
Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas” pada 1943 yang meletakkan pondasi
awal untuk jaringan syaraf. Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI.
Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin
Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan
naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang
ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah “Kecerdasan Buatan”
pada konferensi pertama pada tahun 1956, selain itu dia juga menemukan bahasa
pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara
untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun
ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian. Selama tahun
1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan
simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program
berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin
Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas
jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer
Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk
representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang
diyakini sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan
terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan yang mempunyai rintangan
secara mandiri.
Sumber
Nurhayati, O. D. (2008). Konsep Interaksi
Manusia dan Komputer. Diponogoro: Studi Sistem Komputer.
Turban, E. (2001). Decision Support and
Expert System and Management Support
System. Newyork: Prentice-Hall.
Kusumadewi, S. (2003). Artificial
Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar