Satuan Acara Perkuliahan
Matematika & Ilmu Alamiah
Dasar
Jurusan Psikologi
MINGGU KE 3
BAB 2
RUANG
LINGKUP IPA
A.Tentang Alam Semesta Dan Isinya Baik Mikrokosmos Maupun Makrokosmos
a.
Alam
Semesta
Pengertian alam
semesta mencakup mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat kecil. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar.
b.
Mengenal
Alam Semesta Dan Isi Alam Semesta
1.
Mengenal
Alam Semesta
a) Mikrokosmos
Mikroskop yang
mempunyai perbesaran seribu kali dapat dipergunakan untuk mengamati Euglena.
Euglena ialah organisme bersel tunggal dan dapat diambil sebagai contoh dari
prilaku sel dan sebagai suatu kesatuan. Dari organisme ini ternyata dapat
diterapkan pada organisme tinggkat tinggi seperti manusia, sehingga proses
kehidupan dapat dipelajari. Mempelajari mikrokosmos benar-benar menakjubkan
karena dalam ukuran yang sangat kecil. Kenyataan awal kehidupan yang di
pelajari pada mikrokosmos sama menariknya dalam dunia makrokosmos yang
berukuran sangat besar sebagai awal perkenalan untuk alam semesta.
b) Makrokosmos
Setelah Galilie
(1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit ditemukan. Teleskop
refraktor yang di temukannya mampu menjadikan mata manusia lebih tajam dalam
mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lima abad yang lalu membawa manusia
untuk memahami benda-benda langit yang terbebas dari selubung mitologi.
Keindahan benda
langit sangat menarik perhatian, sehingga banyak teori yang telah dikemukakan
oleh para ilmuwan mengenai cara terbentuknya tata surya. Pada awal abad 20
salah satu teori menyatakan bahwa planet-planet terbentuk dari sebagian bahan
matahari yang terlempar keluar yang disebabkan oleh adanya bintang lain yang
bergerak mendekati matahari. Akibatnya terjadi gaya tarik antara matahari
dengan bintang-bintang. Dari gaya tarik-menarik inilah yang menyebabkan
sebagian bahan matahari terlempar keluar, dan membentuk planet.
2.
Umur Alam
Semesta
Ahli fisika
menyakini bahwa jagad raya atau alam semesta ini berawal dari unsure nitrogen,
sedangkan unsure-unsur lainnya merupakan sintesis yang terjadi di bagian dalam
planet, awal sintesis bumi diperkirakan 15 milyard tahun yang lalu.
c.
Isi Alam
Semesta
a) Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Matahari adalah
sebuah bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Matahari tergolong bintang
karena memancarkan cahayanya sendiri. Matahari dikelilingi oleh planet-planet
karena gravitasi(gaya tarik) matahari sangat besar, matahari merupakan bola gas
yang bercahaya. Suhu pada permukaannya lebih kurang 6.000˚C, sedangkan pada bagian dalamnya lebih panas
lagi, yaitu kira-kira 15 juta˚C. diameternya kira-kira 109 kali diameter bumi,
dan letaknya lebih kurang 150 juta km dari bumi kita . matahari merupakan benda
langit yang memancarkan cahaya sendiri. Oleh karena itu, matahari disebut juga
sumber cahaya atau bintang.
b) Planet-planet
Perbedaan planet
dan bintang adalah bintang mempunyai cahaya sendiri sedangkan planet tidak mempunyai
cahaya sendiri. Planet adalah benda langit yang tidak mempunyai cahaya sendiri
dan planet hanya memantulkan cahaya dari bintang. Apabila diamati planet-planet
tidak berkedip-kedip, sedangkan bintang selalu berkedip-kedip.
c) Satelit
Satelit adalah
benda langit yang mengiringi planet-planet selama planet mengelilingi matahari.
Satelit bergerak (beredar) mengelilingi planetnya masing-masing. Oleh karena
itu, satelit disebut juga pengiring planet. Ada dua jenis satelit, yaitu
satelit alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah satelit yang secara alami
sudah ada mengiringi berbagai planet dan bukan di ciptakan ataupun di ciptakan
oleh manusia. Sedangkan satelit buatan adalah satelit yang sengaja dibuat oleh
manusia dan diluncurkan ke angkasa untuk tujuan tertentu dengan menggunakan
roket. Satelit buatan adalah satelit yang biasanya digunakan untuk
tujuan-tujuan tertentu dan dibuat oleh manusia.
d) Meteorid
Meteorid adalah
benda yang melayang-layang di angkasa luar. Benda ini tersusun dari batuan
kecil yang sangat banyak. Meteorid yang terlalu dekat dengan bumi dapat
terpengaruh gaya tarik bumi dan masuk ke atmosfer bumi. Saat memasuki atmosfer
bumi, meteorid akan bergesekan dengan udara sehingga menimbulkan bunga api.
Meteorid yang berpijar bergerak cepat dan tampak sebagai bintang jatuh atau
bintang beralih atau yang disebut meteor.
e) Komet
Komet adalah badan
tata surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari
es volatile. Menurut buku lain komet adalah benda langit yang mengelilingi
matahari dengan garis edar atau orbit yang berbentuk sangat lonjong dan
menyerupai bintang. Komet memiliki cahaya sendiri dan juga memantulkan cahaya
matahari. Oleh sebab itu, komet tampak berpijar dan memiliki ekor cahaya.
Sehingga komet juga disebut bintang berekor.
Saat sebuah komet
memasuki tata surya bagian dalam, kedekatan jaraknya dari matahari menyebabkan
permukaan esnya bersublimentasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma,ekor
gas, dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang. Dan
saat mendekati matahari, komet mendapatkan dorongan angin matahari sehingga
ekornya yang berpijar berada di belakangnya. Komet terdiri dari kumpulan debu
dan gas yang dapat membeku jika jauh dari matahari. Ekor komet selalu mendekati
matahari. Pada saat komet bergerak mendekati matahari, ekornya berada
dibelakang. Sedangkan pada saat komet bergerak menjahui matahari, ekornya
berada di depan. Panjang ekor komet mencapai jutaan kilometer. Semakin
mendekati matahari maka semakin panjang juga ekor komet.
f) Asteroid atau Planetoid
Asteroid atau
Planetoid ialah benda-benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari
pada lintasan tertentu. Asteroid secara umum adalah objek tata surya yang
terdiri atas batuan dan mineral logam beku. Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan
kilometer sampai mikroskopis pada semua asteroid kecuali ceres yang terbesar.
Bentuk sisinya tidak beraturan sehingga orang mengatakan bahwa asteroid adalah
pecahan-pecahan sebuah benda langit.
Bentuk lintasanya
menyerupai lingkaran dan kebanyakan berada di sabuk asteroid yang berada di
antara orbit Mars dan Yupiter, yang terdapat kumpulan batuan metal,dan mineral.
Kebanyakan asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer , dan beberapa
memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid utama terletak di antara
orbit mars dan yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari.
Asteroid terbesar yang telah ditemukan ialah ceres dengan diameter 770
km.
B. Teori Tentang Terjadinya Alam Semesta
a.
Teori Steady
State
Teori ini berpendapat bahwa materi yang
hilang melalui resesi galaksi-galaksi, karena pengembungan alam yang
berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja tercipta
sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah
(stady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta diseluruh
alam semesta.. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang
bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena
materi diperbarui secara terus menerus di satu tempat sementara di tempat lain
dihancurkan.
b.
Teori
Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu
siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa
kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun. Dalam
masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintang di dalamnya.
Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya
membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi
dan bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan unsure-unsur yang telah
terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Disebut juga Oscillating Theory (teori mengembang dan memampat).
c.
Teori Big -Bang
Keberadaan awal pada peristiwa besar ini
melengkapi ketidaktahuan manusia tentang awal mula alam semesta dan merupakan
bahan dari spekulasi sesungguhnya yang mempunyai dasar kuat. Teori ini
mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai dari ledakan yang dahyat dan
dilanjutkan dengan pengambangan alam semesta. Point penting 9 dari semua peristiwa
ini adalah waktu, materi, energi dan ruang merupakan satu keterpaduan. Kejadian
ini bukan ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan
semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak keluar dari
masing-masing yang lain.
Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah
teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam
semesta. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat
dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan
galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta
akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa
lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih
tinggi.
Teori Big-Bang juga dikenal teori Super
Dense, menyatakan bahwa jika alam semesta mengembang pada skala tertentu, maka
ketika kita pergi kembali ke dalam waktu, kelompok-kelompok galaksi akan
semakin mendekat dan tentu akan sampai pada suatu saat di mana semua materi,
energi dan waktu yang membentuk alam semeseta terkonsentrasi pada suatu tempat
dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense agglomeration). Dengan
bekerja mundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan
bahwa galaksi-galaksi itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar
12 milyar tahun yang lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat
menyebabkan alam semesta mengembang 1030 kali atau lebih dari ukuran aslinya,
sebagai akibatnya gumpalan yang sangat padat dari materi dan energi berserakan
menjadi banyak bagian yang semuanya berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke
arah berbeda-beda pula. Hasil dari ledakan ini berkondensasi membentuk
benda-benda langit seperti yang ada sekarang. Pengembangan alam alam yang
teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini. Teori berkonsentrasi pada
peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan menampilkan
suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad terakhir,
serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta
berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan
bahwa, karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur
dalam waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah
titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini
adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut
Dentuman Besar atau Big-bang.
C. Anggota Sistem Tata Surya Seperti
Bintang, Matahari, Planet, Asteroid, Komet, Dan Meteor
a.
Matahari
Anggota tata surya yang pertama yakni Matahari, adalah
sebuah bintang yang berada di antara sekitar 100.000.000.000 bintang lain dalam
galaksi Bima Sakti. Massa Matahari merupakan bola
gas pijar, terdiri atas Hidrogen (H)
(sekitar 80%), Helium (He) (19%),
dan sisanya merupakan gabungan unsur-unsur Oksigen (O2), Magnesium (Mg), Nitrogen
(N), Silikon (Si), Karbon
(C), Belerang (S), Besi (Fe), Natrium (Na), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), dan beberapa unsur mikro
lainnya yang persentasenya kecil. Suhu di permukaan Matahari diperkirakan
sekitar 5.000°C – 6.000°C, sedangkan pada bagian intinya mencapai 14.000.000°C.
Suhu Matahari yang sangat tinggi ini berasal dari reaksi nuklir maha dahsyat
yang mengubah inti Hidrogen menjadi Helium. Suhu di permukaan Matahari ini
cukup untuk memanasi dan mem berikan kehidupan makhluk di Bumi yang jaraknya
sekitar 150 juta kilometer. Menurut pengamatan para ahli astronomi, diameter
(garis tengah) Matahari diperkirakan sekitar 1.400.000 km atau lebih dari 100 kali
ukuran bola Bumi.
Seperti halnya Bumi dan planet-planet lainnya, matahari
memiliki berbagai lapisan. Matahari tersusun atas beberapa bagian, yaitu
sebagai berikut :
1.
Inti
Memiliki tekanan 200 miliar kali tekanan permukaan bumi
membuat ion hidrogen berfungsi menjadi helium.
2. Zona radiasi
Merupakan zona pantulan energi yang berasal dari inti
sebelum muncul ke permukaan.
3.
Zona konveksi
Energi dari zona radiasi memasuki lapisan gas yang lebih
dingin di zona konveksi. Gas yang panas naik ke permukaan, kemudian menurun dan
jatuh kembali menjadi arus konveksi yang bergolak.
4.
Fotosfer
Sebagian sinar Matahari yang terlihat berasal dari
fotosfer yang tebalnya sekitar 300–400 km.
5.
Kromosfer
Lapisan bawah atmosfer berisi gas menyala seperti kawah
pijar.
6.
Prominensa
Letusan besar dari korona (lidah api) yang meluas ke luar
puluhan ribu kilometer, mempunyai hubungan yang sama dengan gangguan pada
magnetik Matahari
b. Planet Dan Satelit Alam
Pada awalnya dalam sistem tata surya (solar system) terdapat sembilan planet.
Namun, sejak diselenggarakannya pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26 di Praha,
Republik Ceko, pada 24 Agustus 2006 disepakati bahwa terdapat delapan planet
dalam sistem tata surya. Delapan planet tersebut beredar mengelilingi Matahari
dengan periode revolusi yang berbeda. Kedelapan planet tata surya tersebut
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Pluto yang sebelumnya masuk ke dalam gugusan planet dalam tata surya hanya disetarakan
dengan objek-objek kecil tata surya dengan garis orbit yang sudah pasti. Pusat
Planet Minor (MPC) telah mendaftarkan bekas planet kesembilan itu sebagai
asteroid ke-134340.
1.
Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat ke Matahari,
rata-rata jaraknya yaitu sekitar 58.000.000 kilometer. Dilihat dari ukurannya,
Merkurius merupakan planet terkecil. Diameternya diperkirakan sekitar 4.862
kilometer. Periode rotasi Merkurius menghabiskan waktu 59 hari, sedangkan waktu
yang dibutuhkan untuk satu kali revolusi mengelilingi Matahari adalah 88 hari.
Atmosfer planet ini sangat tipis, tersusun dari gas Helium.
2.
Venus
Planet kedua dengan jarak terdekat ke Matahari adalah
Venus, dengan rata-rata jarak ke Matahari sekitar 108.000.000 kilometer.
Dilihat dari diameternya, ukuran Venus hampir sama dengan Bumi yaitu sekitar
12.190 kilometer. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi adalah 243 hari,
sedangkan periode revolusi Venus mengedari Matahari lebih singkat, yaitu 225
hari. Hal yang cukup menarik dari Venus adalah arah gerak rotasinya yang
berlawanan dengan planet-planet lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa hampir semua
planet dalam tata surya berotasi berlawanan dengan arah jarum jam, tetapi Venus
dan Uranus berotasi searah jarum jam. Suhu permukaan Venus sangat tinggi, yaitu
mencapai 480°C dengan tekanan udara 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan di permukaan Bumi. Suhu yang tinggi ini diakibatkan oleh atmosfer Venus
yang terdiri atas gas karbon dioksida (CO2).
Zat tersebut berperan sebagai gas rumah kaca yang berfungsi menahan energi
panas yang dipancarkan Matahari.
3.
Bumi
Bumi dengan rata-rata panjang diameter 12.725 kilometer
merupakan satu-satunya planet dalam tata surya yang ditempati oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya. Hal ini sangat berkaitan dengan persyaratan hidup bagi
organisme, seperti ketersediaan air, oksigen, dan sumber bahan makanan. Jarak
rata-rata dari Bumi ke Matahari sekitar 149.600.000 kilometer. Periode rotasi
Bumi adalah 23 jam 56 menit (satu hari), sedangkan periode revolusi Bumi
mengelilingi Matahari memakan waktu 365¼ hari (satu tahun). Atmosfer Bumi
tersusun oleh dua gas utama, yaitu Nitrogen
dan Oksigen, di samping
gas-gas lain dalam jumlah yang relatif kecil. Bumi memiliki satu satelit alam, yaitu
Bulan.
4.
Mars
Mars dikenal dengan sebutan planet merah. Wilayahnya terdiri atas perbukitan, gunung,
lembah, dan kawah yang gersang. Rata-rata jarak dari Mars ke Matahari adalah
sekitar 228.000.000 kilometer. Periode rotasi planet merah ini hampir sama
dengan Bumi yaitu 24,6 jam, sedangkan periode revolusi memakan waktu sekitar
1,9 tahun. Atmosfer Mars tersusun oleh gas karbon
dioksida (CO2). Planet ini memiliki dua satelit alam,
yaitu Deimos dan
Fobos.
5.
Yupiter
Planet terbesar dalam sistem tata surya kita adalah
Yupiter, dengan panjang diameter 142.860 kilometer. Rata-rata jarak Jupiter ke
Matahari adalah 779.000.000 kilometer. Sebagian besar massa planet raksasa ini
terdiri atas gas Hidrogen, Helium, Metan (CH4), dan Amoniak
(NH3). Hal ini menyebabkan kepadatan Yupiter sangat rendah, yaitu
hanya sekitar ½ kali kepadatan Bumi. Periode rotasi Yupiter memerlukan waktu
paling singkat dibandingkan dengan planet-planet lain, yaitu sekitar 9,8 jam.
Adapun waktu revolusinya memakan waktu sekitar 11,9 tahun. Hal yang cukup
menarik dari keberadaan planet Yupiter adalah adanya bercak merah di sekitar
ekuator planet ini, yang berdasarkan perhitungan para ahli astronomi memiliki
ukuran sekitar 50.000 kilometer. Lokasi bercak ini senantiasa berubah-ubah.
Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata bercak tersebut merupakan badai topan
yang sangat hebat di atas atmosfer Yupiter dengan kecepatan putaran sangat
tinggi. Yupiter memiliki 16 satelit. Beberapa di antaranya adalah Io, Europa,
dan Callisto. Planet terbesar dalam sistem tata
surya.
6.
Saturnus
Planet kedua terbesar setelah Yupiter adalah Saturnus,
dengan diameter sekitar 120.000 kilometer. Rata-rata jarak antara Saturnus ke
Matahari adalah 1.428.000.000 kilometer. Saturnus merupakan planet terindah
dengan ribuan cincin mengelilingi tubuhnya. Waktu yang dibutuhkan Saturnus
dalam melakukan satu kali rotasi adalah sekitar 10,6 jam, sedang kan periode
revolusinya memakan waktu sekitar 29,5 tahun.
Planet Saturnus, salah satu planet bercincin dalam sistem
tata surya. Seperti halnya Yupiter, atmosfer Saturnus tersusun oleh gas utama Metan dan Amoniak. Planet ini memiliki 18 satelit alam, beberapa di
antaranya yaitu Titan, Hyperion, Phoebe, Mimas, Tethys, Calypso,
Enceladus, dan Iapetus.
7.
Uranus
Planet Uranus merupakan satu di antara planet dalam
keluarga Matahari yang memiliki keunikan tersendiri. Planet tersebut memiliki
cincin tipis dengan lebar sekitar 1 meter, bidang ekuatornya hampir tegak lurus
terhadap garis edar planet mengelilingi Matahari (ekliptika). Hal ini mengakibatkan arah rotasinya sangat
berbeda dengan planetplanet lain, yaitu searah jarum jam. Sebagaimana kita
ketahui bahwa semua planet berotasi dari barat ke timur, kecuali Venus (dari
timur ke barat).
Rata-rata jarak antara planet Uranus ke Matahari adalah
2.875.000.000 kilometer. Periode waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi
adalah 24 jam, sedangkan periode revolusi Uranus mengedari Matahari memerlukan
waktu sekitar 84 tahun. Atmosfer Uranus tersusun atas dua gas utama, yaitu Hidrogen dan Metan. Planet ini memiliki lima satelit
alam, yaitu Ariel, Umbriel, Titania, Oberon,
dan Miranda.
8.
Neptunus
Neptunus merupakan planet kedua terjauh dari Matahari.
Ratarata jaraknya dari Matahari adalah sekitar 4.500.000.000 kilometer. Jarak
yang sangat jauh ini mengakibatkan periode revolusi Neptunus memakan waktu yang
sangat lama, yaitu sekitar 165 tahun. Adapun waktu yang diperlukan dalam satu
kali rotasi adalah 22 jam.
Permukaan planet Neptunus ketika difoto dari pesawat
ulang alik Voyager 2.
Diameter planet Neptunus cukup panjang yaitu sekitar 48.600 kilometer. Massa
Neptunus diselubungi oleh atmosfer yang tersusun atas gas Amoniak dan Metan. Planet ini memiliki dua satelit alam, yaitu Triton dan
Nereid.
c.
Komet
Komet lebih dikenal dengan istilah bintang berekor yang
senantiasa datang mengunjungi Matahari dan keluarganya secara periodik.
Sebagian besar tubuh komet dibentuk oleh berbagai gas,termasuk Sianogen (CN), Karbon (C), Karbon monoksida (CO), Nitrogen
(N2), Hidroksil (OH),
dan Nitrogen Hidrid (NH).
Berdasarkan sifat fisiknya, tubuh komet terdiri atas dua bagian, yaitu inti dan
ekor.
Sebelum mendekati Matahari, komet terdiri atas batuan dan
es. Debu dan gas menyembur dari intinya, lalu terbentuklah kepala komet (koma)
dan ekornya. Komet mengedari Matahari dengan bidang orbit yang berbedabeda. Ada
yang berbentuk elips sangat pipih, parabola, bahkan hiperbola. Pada saat komet
sangat dekat dengan Matahari sebagian partikel-partikel tubuhnya mencair karena
panas Matahari dan membentuk ekor yang semakin dekat Matahari, ekor komet
tersebut semakin panjang. Adapun pada saat jaraknya jauh dari Matahari hampir
semua bagian tubuhnya membeku sehingga tidak terdapat lagi ekor. Beberapa
contoh komet yang pernah dilihat oleh manusia antara lain sebagai berikut :
d.
Meteor
Benda langit anggota tata surya lainnya adalah Meteor, yaitu benda langit di
angkasa baik terdiri atas senyawa logam maupun batuan. Jika meteor masuk ke
dalam atmosfer Bumi, akan terjadi gesekan yang sangat kuat antara massa meteor
dan partikel-partikel atmosfer. Gaya gesek ini mengakibatkan meteor terbakar
sehingga terlihat dari Bumi sebagai bintang yang jatuh dari angkasa. Jika
meteor sampai ke permukaan Bumi, dinamakan meteorit.
Benturan atau tumbukan yang sangat kuat antara meteorit yang jatuh dengan
permukaan bumi, dapat mengakibatkan terjadinya cekungan muka Bumi menyerupai
kawah. Seperti pernah terjadi di daerah Winslow Arizona, Amerika Serikat, yang
dikenal dengan Barringer Crater.
e.
Asteroid
Asteroid adalah benda-benda langit kecil sejenis planet
yang tersebar di antara orbit planet Mars dan Yupiter, yaitu kira-kira 500 juta
kilometer dari Matahari dari Bumi. Asteroid tampak bersinar karena benda ini
sama seperti planet, menerima dan memantulkan cahaya Matahari. Beberapa contoh
asteroid adalah Trojan, Apollo, dan Cerres.
D. Planet Bumi Sebagai Bagian Dari Sistem Tata Surya
a. Bentuk Dan Ukuran Bumi
Bentuk
bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat
di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila
dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut
sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di
bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain
itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya.
Pada
saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah 12.714 km dari kutub ke
kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
b.
Gerak Rotasi Bumi
Gerak
bumi yang berputar mengitari porosnya sendiri disebut gerak rotasi bumi. waktu
yang diperlukan bumi untuk berotasi satu kali mengitari porosnya adalah 1 hari
atau 24 jam (tepatnya 23 jam, 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah
“arah timur” yaitu dari barat ke timur. Gerak rotasi bumi yang arahnya ke timur
mengakibatkan pada siang hari matahari seolah-olah bergerak dari timur ke
barat, demikian juga dengan bulan dan bintang di malam hari. Gerak benda-benda
langit disebut gerak harian langit atau sering disebut gerak semu harian.
Bintang dalam gerak hariannya akan kembali pada tempat yang sama di bola langit
setelah menempuh waktu yang sama dengan periode rotasi bumi.
Akibat
rotasi bumi terhadap porosnya yaitu pergantian siang dan malam hari, gerak semu
harian benda langit, pengembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub
bumi, dan perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
c.
Revolusi Bumi
Satu kali bumi
beredar mengelilingi matahari (berevolusi) diperlukan waktu 365,25 hari atau 1
tahun. Kecepatan rata-rata bumi dalam berevolusi adalah 30 km/s, sedangkan
kecepatan berotasi adalah 464 m/s.
Revolusi bumi menyebabkan beberapa peristiwa yaitu pergantian musim di bumi sepanjang tahun; perbedaan lamanya waktu siang dan malam; terlihatnya rasi bintang yang berbeda setiap bulan, hal ini karena setiap bulan posisi bumi berbeda dengan bulan sebelumnya sehingga langit di atas kepala kita pun berbeda akibatnya bintang-bintang yang tampak jadi berbeda. Kumpulan bintang dengan pola-pola tertentu disebut rasi bintang; dan adanya gerak semu tahunan matahari.
Revolusi bumi menyebabkan beberapa peristiwa yaitu pergantian musim di bumi sepanjang tahun; perbedaan lamanya waktu siang dan malam; terlihatnya rasi bintang yang berbeda setiap bulan, hal ini karena setiap bulan posisi bumi berbeda dengan bulan sebelumnya sehingga langit di atas kepala kita pun berbeda akibatnya bintang-bintang yang tampak jadi berbeda. Kumpulan bintang dengan pola-pola tertentu disebut rasi bintang; dan adanya gerak semu tahunan matahari.
E. Lapisan-Lapisan Pada Planet Bumi Dan Fungsinya Bagi
Kehidupan Manusia
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Bumi memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan
lapisan eksternal (luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi.
Sedangkan lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau
benda-benda luar angkasa lainnya.
Secara
struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Kerak bumi
(crush)
Merupakan kulit
bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan
merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan
ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah
kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2.
Selimut atau selubung (mantle)
Merupakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 oC.
3.
Inti bumi (core)
Inti bumi yang
terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%),
dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini
dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai
2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4.500 oC.
Berikutnya adalah bagian dari lapisan luar bumi secara keseluruhan :
1. Atmosfer
Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut
fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu
dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula
dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari
saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang
sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di
dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%),
dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%),
uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap
radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara
siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
2. Troposfer
Lapisan
ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari
sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan
dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang
lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis
cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita
rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian
yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas
dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian
bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah
pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu
tersebut.
Lapisan ini
dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari
78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon,
0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam
troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya
antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara
2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.
Stratosfer
Stratosfer
Perubahan secara
bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km.
Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin
yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang
terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat.
Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun
tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian
tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang
bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada
lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Mesosfer
Kurang lebih 25
mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan
mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah,
sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu
kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan
terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah transisi
antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah-
110o C.
3.
Termosfer
Transisi dari
mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer
karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi
ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang
dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini.
Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan
panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan iniEksosfer
Merupakan
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis
imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.
Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
F. Teori Tentang Terjadinya Planet Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal
seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup,
bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi,
dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah teori
proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1. Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling
terkenal. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa
yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi
Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
2.
Teori
Kabut Kant-Laplace
Dalam teori ini dikemukakan bahwa
di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya
tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan).
Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
3.
Teori
Planetesimal
Teori ini mengungkapkan bahwa
pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini
didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada
bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah
ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari,
kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut
planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan
salah satunya adalah planet Bumi kita.
4. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans
dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi).
Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa
pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar
yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah
bintang besar itu.Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan
akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda
tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada
bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya,
sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk
tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami
proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet
kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
5.
Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, galaksi
berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya
SUMBER :
·
http://septiiyanekogogo.blogspot.com/2011/12/tugas-3-teori-terbentuknya-planet-bumi.html
0 komentar:
Posting Komentar