Nama: Sharia Vebiriana
Kelas: 3PA03
NPM: 16512960
Logotherapi (Frankl)
Konsep Dasar Tentang Kepribadian
Kerangka pikir teori kepribadian model
logoterapi dan dinamika kepribadiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam pandangan
logoterapi kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akibat
sampingan dari keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup
bermakna (the will to meaning). Mereka yang berhasil memenuhinya akan mengalami
hidup yang bermakna (meaningful life) dan ganjaran (reward) dari hidup yang
bermakna adalah kebahagiaan (happiness). Di lain pihak mereka yang tak berhasil
memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta
merasakan hidupnya tidak bermakna (meaningless). Selanjutnya akibat dari
penghayatan hidup yang hampa dan tak bermakna yang berlarut-larut tidak
teratasi dapat mengakibatkan gangguan neurosis (noogenik neurosis)
mengembangkan karakter totaliter (totalitarianism) dan konformis (conformism).
Unsur Unsur Terapi
1. Munculnya Gangguan
Logoterapi inibiasanya dilakukan untuk klien-klien yang
mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), karena biasanya orang yang
stres akibat trauma cenderung menyalahkan dirisendiri bahkan bisa ke resiko
mencederai diri dan orang lain.
2. Tujuan Terapi
Tujuan dari logoterapi adalah agar
setiap pribadi:
a. memahami adanya
potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang
terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;
b. menyadari bahwa
sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan
terlupakan.
c. memanfaatkan
daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mampu tegak
kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk
meraih kualitas hidup yang lebih bermakna
3. Peran Terapis
Peranan dan Kegiatan Terapis. Menurut
Semiun (2006) terdapat beberapa peranan dan kegiatan terapis dapat dikemukakan
secara singkat di bawah ini.
1) Menjaga hubungan yang
akrab dan pemisahan ilmiah.
Terapis pertama-tama harus menciptakan hubungan antara klien
dengan mencari keseimbangan antara dua ekstrem, yakni hubungan yang akrab
(seperti simpati) dan pemisahan secara ilmiah (menangani klien sejauh ia
melibatkan diri dalam teknik terapi).
2) Mengendalikan
filsafat pribadi
Maksudnya adalh terapis tidak boleh memindahkan filsafat
pribadi pada klien, karena logotherapy digunakan untuk menangani
masalah-masalah yang menyangkut nilai-nilai dan masalah spiritual, seperti aspirasi
terhadap hidup yang bermakna, makna cinta, makna penderitaan, dan sebagainya.
3) Terapis bukan guru
atau pengkhotbah
Terapis adalah seorang spesialis mata dalam pengertian bahwa
ia memberi kemungkinan kepada klien untuk melihat dunia sebagaimana adanya, dan
bukan seorang pelukis yang menyajikan dunia sebagaimana ia sendiri melihatnya.
4) Memberi makna lagi
pada hidup
Salah satu tujuan logotherapy adalah menemukan tujuan dan
maksud keberadaannya. Kepada klien bahwa setiap kehidupan memiliki potensi-potensi
yang unik dan tugas utamanya adalah menemukan potensi-potensi itu. Pemenuhan
tugas ini memberi makna pada kepada hidupnya.
5) Memberi makna lagi
pada penderitaan
Di sini, terapis harus menekan bahwa hidup manusia dapat
dipenuhi tidak hanya dengan menciptakan sesuatu atau memperoleh sesuatu, tetapi
juga dengan menderita. Manusia akan mengalami kebosanan dan apati jika ia tidak
mengalami kesulitan atau penderitaan.
6) Menekankan makna
kerja
Tugas terapis adalah memperlihatkan makan pada pekerjaan itu
sehingga nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja berubah.
Tanggunga jawab terhadap hidup dipikul oleh setiap orang dengan menjawab kepada
situasi-situasi yang ada. Ini dilakukan bukan dengan perkataan, melainkan
dengan tindakan. Kesadaran akan tanggung jawab timbul dari kesadaran akan tugas
pribadi yang konkret dan unik.
7)
Menekankan makna cinta
Tugas terapis adalah menuntut klien untuk mencintai dalam
tingkat spiritual atau tidak mengacaukan cinta seksual dengan cinta spiritual
yang menghidupi pengalaman orang lain dalam semua keunikan dan keistimewaannya.
Tekhnik Tekhnik Logotherapy
·
Intensi Paradoksikal
Teknik intensi paradoksikal merupakan teknik yang
dikembangkan Frankl berdasarkan kasus kecemasan antispatori, yaitu kecemasan
yang ditimbulkan oleh antisipasi individu atas suatu situasi atau gejala yang
ditakutinya. Intensi paradoksikal adalah keinginan terhadap sesuatu yang
ditakuti.
·
Derefleksi
Derefleksi merupakan teknik yang mencoba untuk mengalihkan
perhatian berlebihan ini pada suatu hal di luar individu yang lebih positif.
Derefleksi memanfaatkan kemampuan transendensi diri yang ada pada manusia.
Dengan teknik ini individu diusahakan untuk membebaskan diri dan tak
memperhatikan lagi kondisi yang tidak nyaman untuk kemudian lebih mencurahkan
perhatian kepada hal-hal lain yang positif dan bermanfaat. Dengan berusaha
mengabaikan keluahannya, kemudian mengalihkannya pada hal-hal yang bermanfaat,
gejala, kemudian mengalihkannya pada hal-hal yang bermanfaat, gejala hyper
intention akan menghilang (Bastaman, 1995).
·
Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan
terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang
tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya
dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu
didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif
terhadap penderitaanya dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan
tersebut.
Sumber
·
hayatisaputriana.blogspot.com/2013/05/logotherapy.html
0 komentar:
Posting Komentar